Tabungan Sejati


Kesehatan adalah karunia dan anugerah Allah yang paling besar dan berarti sesudah karunia utama berupa iman dan Islam. Oleh karena itu Rasul pernah mengingatkan agar tatkala kita meminta kepada Allah, maka hendaknya kita meminta selalu diberi afiat atau kesehatan. Para sufi juga banyak yang menyematkan permohonan afiat dalam doa dan wirid mereka.

Apalah artinya kekayaan, pangkat, derajat, bahkan kekuasaan apabila hidup kita dirundung penyakit? WHO, badan kesehatan dunia PBB pernah mengeluarkan sebuah slogan berbunyi ”Health is not everything, but without health you’re nothing” yang berarti“kesehatan bukan segala-galanya, tapi tanpa kesehatan kamu tidak ada apa-apanya.”

Kesehatan yang diberikan Allah bukanlah sesuatu yang diberikan begitu saja. Ketika kita dianugerahi dengan kenikmatan berupa tubuh yang sehat, bersamaan dengan itu kita pun diingatkan agar memanfaatkan kesehatan ini sebaik mungkin dalam rangka mendekatkan diri kepadaNya. Di balik kebugaran yang dihadiahkan Allah kepada kita, manusia diperintahkan agar tidak sekali-kali menyia-nyiakan karunia besar dan teramat berharga ini. Dalam salah satu haditsnya, Rasul mengingatkan kita agar baik-baik memanfaatkan lima keadaan sebelum datang lima keadaan yang lain. Satu dari lima ini, adalah kesehatan yang kita miliki sebelum datangnya sakit.

Sering saya mengibaratkan hidup ini seperti layaknya tabungan. Mereka yang rajin menabung ketika usia masih muda dan ketika produktifitas masih tinggi, setidak-tidaknya telah berusaha mengantisipasi dan mempersiapkan diri menyongsong datangnya suatu hari ketika keadaan berbalik arah. Keadaan ini adalah tatkala tubuh banyak mengeluh karena lelah, semangat dan gairah menurun, dan produktifitas diri jauh berkurang. Kegiatan menabung di masa muda dan sehat ini pada hakekatnya dipicu oleh rasa takut dan kecemasan menghadapi saat-saat ketidak berdayaan tadi.

Amal ibadah yang terus kita tingkatkan bersamaan dengan berlanjutnya waktu dan usia adalah tabungan ukhrawi (Akhirat) yang sebenarnya jauh lebih berharga. Suatu kali, kalau kita diberi usia panjang, kemampuan fisik kita tidak akan mampu menopang kegiatan-kegiatan ubudiah (Ibadah kepada Allah) yang dahulu pernah kita kerjakan. Suatu kali, ada banyak batasan yang tak mungkin bisa kita lampaui. Suatu kali, kita mungkin akan menyesal mengapa masa-masa lalu kita biarkan berlalu begitu saja.

Cobalah sesekali merenungkan, suatu hari nanti, seperti orang-orang lanjut usia yang hari ini kita lihat, tubuh kita pun akan menjadi rapuh. Duduk lama membaca Al-Qur’an akan sering membuat kaki kelelahan. Sujud dan ruku’ berulang-ulang akan membuat punggung dan pinggang meronta. Mata akan menjadi kabur, tangan gemetar, dan memori kacau balau. Di dalam surat Yasin ayat 68 Allah mengingatkan bahwa bersamaan dengan umur panjang yang diberikan kepada sebagian manusia, akan dijadikan pula mereka renta dan lemah akal pikirannya, Orang-orang yang bijak adalah mereka yang pandai menghargai nilai kesehatan yang diberikan Allah kepada mereka. Jika hari ini indra dan organ-organ tubuh sehat masih beruntung kita miliki, mestinya kita manfaatkan semua itu seoptimal mungkin dalam rangka menabung guna datangnya saat-saat tua dan sakit. Kalau nanti datang masa-masa itu dan kita tak mampu lagi berbuat banyak, setidak-tidaknya kita boleh berharap tabungan kita sudah banyak.

Kita seringkali lupa bahwa kesehatan, seperti juga fasilitas-fasilitas hidup yang lain, sama sekali bukanlah sesuatu yang kita peroleh karena kehebatan kita. Semua itu hanyalah anugerah dan titipan Allah semata yang setiap saat dapat ditarik kembali sesuai dengan iradah dan kehendakNya. Bukankah fasilitas yang namanya hidup juga akan ditarik dari setiap orang yang pernah memilikinya? Mengapa tak seorang pun yang mampu mempertahankan fasilitas yang satu ini kalau itu kita miliki karena kehebatan kita? Nyaris kita tak pernah sadar bahwa oksigen yang kita hirup setiap saat disediakan Allah dengan cuma-cuma. Cobalah sesekali datang ke rumah sakit seperti yang pernah dipesankan Al-Ghazali, dan lihatlah betapa orang-orang tertentu terengah-engah karena kesulitan bernafas sehingga harus dibantu dengan tabung-tabung oksigen yang harganya tidak murah.
Apa yang akan dialami seseorang tanpa oksigen Allah yang gratis ini? Dalam waktu sangat singkat, sel-sel otak akan mati, paru dan jantung menjadi lumpuh sehingga kerja kedua organ ini praktis berhenti, pembuluh darah rusak dan berbagai malfunction yang lain akan terjadi. Tanpa oksigen, manusia diperkirakan hanya bisa bertahan tak lebih dari 4 menit. Syauqie, seorang penyair besar, pernah berkata bahwa setiap helaan nafas yang kita lakukan adalah layaknya harta karun teramat mahal yang tak mungkin bisa dinilai harganya sepanjang masa.

Membaca, memahami dan mengamalkan Al-Qur’an adalah suatu berkah besar. Mengerjakan sholat-sholat dan puasa sunnah adalah suatu keberuntungan. Berbakti kepada kedua orang-tua dan berbuat baik kepada setiap orang adalah budi pekerti teramat luhur. Berinfaq dan berdaya- guna bagi umat tentulah pekerjaan terpuji. Mari banyak-banyak kita lakukan semua itu selagi belum banyak masalah kesehatan datang menimpa. Menunggu esok atau lusa bukanlah suatu sikap arif. sebab, siapa tahu esok atau lusa yang kita tunggu-tunggu itu ternyata tak pernah kunjung tiba.....! – Kholidil Amin

Terima kasih sudah berkunjung ke blog Kholidil Amin

Blog ini menjadi etalase Kholidil Amin untuk saling berbagi | Untuk kritik dan saran kepada Kholidil Amin silakan teman-teman bisa berkomentar di kolom komentar | BERDAYA

✒ Siapa Kholidil Amin ?
Kholidil Amin adalah penulis dan peneliti pemula. Menulis dan melakukan penelitian menjadi hobinya. Kholidil Amin memiliki ketertarikan dan antusiasme dalam bidang ilmu komunikasi seperti komunikasi massa, public relations, communication & innovation dan science communication. Kholidil Amin juga orang yang senang untuk berbagi dengan para temannya tentang penelitian, kompetisi ilmiah dan organisasi. Media sosial menjadi sarana untuk dapat berbagi ke khalayak yang lebih luas.

✒ Motto dari Kholidil Amin ?
"Jadilah berilmu dan berakhlak baik, maka kita akan menjadi mulia apapun pekerjaan kita. Tuhan akan mengangkat derajat orang yang berilmu dan berakhlak baik" (Kholidil Amin)

---------------------------------
Social Media
LinkedIn: http://linkedin.com/in/kholidilamin
Instagram: http://instagram.com/kholidilamin
Twitter: http://twitter.com/kholidilamin
Facebook: http://facebook.com/kholidilamin


Best Regards,


Kholidil Amin

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.