Empat Kewajiban Seorang Muslim Kepada Rasululloh

Assalamualaikum Warokhmatullohi Wabarokatuh

Sudah menjadi tradisi yang mengurat dan berakar bahwa datangnya hari kelahiran Baginda Nabi Besar Muhammad SAW di bulan Rabi`ul Awwal disambut oleh Umat Islam dengan riang gembira. Di pelosok Nusantara dengan mudah dapat kita temukan berbagai gelaran acara dan kegiatan bertemakan Maulid Nabi Muhammad
Pada satu sisi, kegiatan seperti di atas memang baik. Sayangnya, subtansi atau hikmah yang merupakan inti maulid jarang diselami dengan serius. Akibatnya, agama Islam yang kita jalankan tampak bagai agama ritual yang padat upacara tapi miskin pengamalan.
Tentu hal tersebut tidak ingin kita ulang pada momentum Maulid Nabi 1435 H ini. Kita harus berusaha sekuat tenaga meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai satu-satunya patron ideal atau teladan utama. Tidak ada manusia yang layak kita jadikan pedoman lebih dari beliau sebagai rujukan ideal dalam segala hal.
Cobalah merenungkan betapa mengagumkannya perjuangan manusia yang satu ini, suatu perjuangan dengan jiwa raga yang tak pernah mengenal lelah. Perjuangan Rasul yang dirintis selama dua-puluh tiga tahun adalah suatu perjuangan murni yang tak pernah mengharapkan balasan apa-apa darikita. Penunaian hak-hak beliau justru menjadi pembuktian rasa mahabbah kita kepada Nabi Muhammad SAW dan manfaatnya pun tentu akan kembali kepada kita.

Pembaca KaumMuslimin Dan Muslimat Yang Dirahmati Allah
Sekurang-kurangnya, ada empat kewajiban kita atas diri Rasul Muhammad SAW:

Pertama: mengikuti sunnah, membantu agama dan syariatnya. Kewajiban kita kepada Rasul yang pertama adalah bagaimana kita berupaya menghidupkan tradisi yang dirintis oleh beliau.Sunnah-sunnah beliau menjadi tanggung-jawab kita untuk kita lestarikan. Dengan menghidupkan sunnahnya, kita tergolong sebagai orang yang membantu agama Islam dan perjuangan menegakkan syariat.

“Katakanlah, Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” (Qs. Ali Imran: 31)

Rasulullah saw bersabda:
“Orang yang berpegang teguh dengan sunnahku di kala kerusakan melanda umatku, baginya pahala 100 orang mati syahid.” (HR. Thabrani dan AbuNu`aim)

Dalamsabdanya yang lain, Rasul juga bersabda:
“Barangsiapa menghidupkan sunnahku, ia telah mencintaiku dan barangsiapa mencintaiku, ia kelak bersamaku di surga.”

Kedua: setelah kita menunaikan kewajiban pertama yaitu mengikuti sunnah, maka kewajiban kedua terhadap Nabi adalah mencurahkan perasaan cinta kepada beliau SAW. Mencintai Nabi Muhammad merupakan kewajiban bagi kita semua. Beliau begitu mencintai kita hingga di penghujung hayatnya masih sempat menyebut “Ummatiummati,ummati,” (umatku, umatku, umatku).
Kita mempunyai kewajiban mencintai beliau sebagaimana beliau telah mencintai kita. Rasa cinta kita kepada beliau SAW seyogyanya di atas rasa cinta kita kepada anak, keluarga bahkan diri kita sendiri.

Rasulullah saw bersabda:
 “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian hingga aku lebih dicintai olehnya melebihi cinta kepada ayahnya, anaknya, dan seluruh umat manusia.”(HR. Bukhari-Muslim).


Pembaca KaumMuslimin Dan Muslimat Yang Dimuliakan Allah
Sebagaimana kewajiban mencintai Nabi Muhammad, disaat yang sama kita juga wajib mencintai keluarga dan sahabat beliau.Hati-hatilah melukai perasaan dengan mencemari kehormatan para anggota keluarga dan sahabat beliau.

Sabda Nabi yang mulia perihal perintahmencintai ahlul bayt:
 “Cintailah Allah yang telah memberikan nikmat-nikmat-Nya kepada kalian, cintailah aku demi cinta kepada Allah, dan cintailah keluargaku demi cinta kepadaku.”

SayyidinaAbu Bakar juga pernah berkata tentang mencintai ahlul bayt:
“Perhatikan keluarga Muhammad, pada keluarganya.” (HR. Bukhari).

Selanjutnya, bagaimana dengan para sahabat? Apakah kita juga wajib mencintai mereka sebagai wujud cinta kita kepada Rasul? cinta kepada para sahabat merupakan kewajiban bagi tiap muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Para sahabat adalah pelayan, pembantu dan teman terdekat utama di balik kesuksesan dakwah Nabi di Jazirah Arab dan di seluruh dunia.
Maka berhati-hatilah mencibir atau bahkan sampai pada taraf menghina kemuliaan para sahabat radhiyallahu `anhum seperti yang seringkali dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu.

“Janganlah kalian mencaci-maki sahabat-sahabatku. Demi Tuhan yang menguasai nyawaku, andai kata seorang dari kamu membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, tentunya ia tidak mencapai satu mud maupun setengahnya yang dibelanjakan oleh seorang dari mereka (parasahabat).”(HR. Bukhari&Muslim).

Ketiga: mengagungkandan memuliakan Nabi Muhammad SAW. Allah telah menegaskan kewajiban yang ketigaini dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, mengagungkan-Nya.dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.”

Para Ulama tafsir menyatakan bahwa “mengagungkan”Allah, termasuk di dalamnya mengagungkan sosok Nabi Muhammad. Sebab,mengagungkan Allah dan Rasul adalah dua perkara yang tak terpisahkan. Jadi,taat kepada Allah sama dengan taat kepada Rasul dan taat kepada Rasul juga sama dengan taat kepada Allah.

“Barangsiapa yang mentaati Rasul,sesungguhnya ia telah mentaati Allah.. (Qs. An-Nisa`: 80).


Pembaca Kaum Muslimin Dan Muslimat Yang Dirahmati Allah

Para sahabat Nabi merupakan contoh paling terkemuka dalam menghormati diri Rasul. Cobalah membaca dalam kitab Bukhari, di situ akan kita temukan kisah Urwah bin Mas`ud al-Tsaqafi ketika diutus oleh Kaum Quraish menemui Nabi. Dalam pertemuan itu ia mendapati para sahabat sangat menghormatiRasul yang belum pernah ia lihat bentuk penghormatan seperti itu.

Urwah berkata kepada Kaum Quraish sepulangnya darimenemui Rasul: “Wahai kaumku, demi Allah, aku pernah diutus ke Raja Kisra,Qaisar, dan Najashi. Namun aku tidak pernah melihat penghormatan yang dilakukan oleh orang-orang kepada rajanya seperti yang kulihat dari penghormatan sahabat Muhammad kepada Muhammad.” Tidaklah dahak Muhammad yang jatuh disalah satu telapak tangan mereka kecuali mereka usapkan ke wajah dan tangan mereka. Bila Muhammad menyuruh mereka, mereka bergegas melaksanakannya. Jika Muhammad berwudhu, mereka nyaris berbunuhan memperebutkan bekas air wudhunya. Apabila Muhammad berbicara, mereka merendahkan suaranya di hadapannya dan tidak sekali-kali menatap pandangan ke arahnya.”Allahu Akbar!

Keempat: dari kewajiban kita terhadap rasul yang wajib kita tunaikan adalah memperbanyak membaca shalawat dan salam kepada beliau SAW. Allah memerintahkan hal ini lewatfirman-Nya:

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatankepadanya.” (Qs. Al-Ahzab:56)

Shalawat dari Allah berarti memberi rahmat, shalawatdari malaikat berarti memintakan ampunan dan shalawat dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan, “Allahumashalli `ala sayyidina Muhammad. ”

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh ImamAhmad dinyatakan,
“Barangsiapa bershalawat kepadaku satukali, Allah akan memberinya sepuluh rahmat, dihapuskan sepuluh kesalahan dan diangkat sebanyak sepuluh derajat.”

Sementara itu, Al-Qadhi `Iyadh dalamkitabnya Asy-Syifa` mengutip sebuah hadits Nabi yang berbunyi,

Sesungguhnya orang yang paling terselamatkan dari kegalauan dan tempat-tempat yang menakutkan pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak membaca shalawat kepadaku.”

Inilah setidaknya Kewajiban kita terhadap Muhammad SAW. Adakah di antara kita yang telah memenuhi kewajiban-kewajiban ini,seluruhnya atau bahkan sebagian saja?

Peringatan Maulid Nabi seyogyanya kita jadikan sebagai momentum menerapkan syariat Nabi di tiap lini kehidupan kita, menggapai cinta, memuliakan beliau dan membasahi lisan dan hati dengan shalawat dan salam atas Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. ALLAHUMMA SHOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD. 
– Kholidil Amin

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.