Rahasia Di Balik Sedekah

Sedekah, infaq, zakat, dan sejenisnya merupakan wujud kepedulian Islam atas problem-problem sosial. Untuk itulah, kita yang hidup berkecukupan dihimbau bahkan diwajibkan untuk menyisihkan sebagian harta yang kita miliki bagi mereka yang membutuhkan.
Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk menjadi penderma dan penolong bagi yang membutuhkan. Ini tercermin misalnya dari ajaran zakat. Bahkan, zakat dijajarkan sebagai pilar rukun Islam. Hal ini menunjukkan bahwa menolong orang yang membutuhkan mendapat perhatian besar dalam ajaran Islam.

Sedekah sendiri mempunyai pengaruh yang sungguh luar biasa. Banyak ayat, riwayat, maupun hikayat yang membuktikannya. Tentang keutamaan sedekah ini Allah berfirman:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah: 261)

Disebutkan dalam sebuah hadits:
Dari Anas bin Malik r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Ketika Allah menciptakan bumi, bumi itu goyang, maka Dia menciptakan gunung-gunung, lalu bumi itu menjadi tetap (tidak bergoyang). Malaikat heran terhadap kehebatan gunung, mereka bertanya: “Wahai Tuhanku, adakah makhluk-Mu yang lebih hebat dari pada gunung?” Dia berfirman: “Ya, besi.”
Mereka bertanya: “Wahai Tuhan-Ku, adakah makhluk-Mu yang lebih hebat daripada besi?” Dia berfirman: “Ya, api.”
Mereka bertanya: “Wahai Tuhan-Ku, adakah makhluk-Mu yang lebih hebat daripada api?” Dia berfirman: “Ya, air.”
Mereka bertanya: “Wahai Tuhan-Ku, adakah makhluk-Mu yang lebih hebat daripada air?” Dia berfirman: “Ya, angin.”
Mereka bertanya : “Wahai Tuhan-Ku, adakah dari makhluk-Mu yang lebih hebat dari pada angin?” Dia berfirman: “Ya, anak Adam yang tangan kanannya mensedekahkan sesuatu tersembunyi dari tangan kirinya.” (HR. Turmudzi)

Dengan kata lain, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.
Menurut kisah, di masa Nabi Shaleh ada seorang yang kerap melakukan teror dan intimidasi kepada kaum Nabi Shaleh. Kaumnya berkata, “Ya Nabi, berdoalah kepada Allah agar menurunkan adzab pada orang ini.”
“Pergilah. kalian telah terlindungi dari kejahatannya,” kata Nabi Saleh.
Orang itu sendiri setiap hari keluar mencari kayu. Pada suatu hari, ia keluar dengan membawa dua potong roti. Ia makan sepotong rotinya dan sisanya ia sedekahkan kemudian ia kembali mencari kayu. Walhasil, orang ini datang dari mencari kayu dengan selamat tanpa terkena suatu hal apa pun padahal Nabi Shaleh telah berdoa kepada Allah agar menurunkan siksa-Nya kepadanya.
Melihat hal itu, Nabi Shaleh memanggilnya dan bertanya, “Apa yang telah kau perbuat hari ini?”
“Aku keluar dengan membawa dua potong roti, sepotong roti kumakan dan sisanya kusedekahkan.”
“Coba lepaskan kayu bakarmu,” kata Nabi Shaleh. Kayu bakar itu pun dilepaskannya. ternyata di dalamnya ada seekor ular besar sedang menggeliat.
Nabi Shaleh bertutur kepada orang itu, “Dengan sedekah itulah kau telah terlindungi dari gigitan ular tersebut.”
Di balik sedekah ada beberapa manfaat. Pertama, sedekah dapat menolak bala`. Dengan penuh keyakinan kita dapat melihat bukti yang dijanjikan Allah SWT, bahwa sekecil apa pun harta yang kita sedekahkan dengan ikhlas, niscaya akan tampak besarnya balasan dari-Nya.
Bala` yang banyak menghantam umat manusia di berbagai belahan dunia saat ini, tak dapat dilepaskan dari kealpaan dan kelalaian manusia. Bentuknya bermacam-macam, namun ada hal yang tidak kita perhatikan yaitu kesenjangan antara si kaya dengan si miskin. Kesenjangan ini seringkali berubah menjadi tragedi sosial yang memilukan.
Maka, sedekah yang merupakan salah satu pionir ajaran Islam dan dilakukan dengan ikhlas karena Allah bisa menjadi kiat untuk membebaskan diri dari serangkaian bencana.

Kedua, sedekah bisa menjadi obat penyakit. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Tidak ada obat yang paling utama untuk mengobati orang sakit daripada sedekah.” (Hr. Dailami dan Thabarani).

Tiap penyakit, pasti ada obatnya. Berikhtiar menyembuhkan sakit yang diderita merupakan usaha mulia. Dengan sedekah yang diniatkan untuk kesembuhan selain berguna untuk si sakit juga bermanfaat untuk mereka yang membutuhkan. Lewat sedekah, kita meminta doa dari kaum fuqara` yang insya Allah mudah dijawab oleh-Nya.

Ketiga, Sedekah adalah penyubur pahala. Jika setiap kebaikan bernilai sedekah bagaimana halnya dengan sedekah itu sendiri ? Allah telah menyiapkan pundi-pundi pahala untuk tiap kebaikan, termasuk di dalamnya sedekah sebagaimana disinggung dalam surat Al-Baqarah ayat 261 di atas. Sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah!

Keempat. Sedekah merupakan pelapang rezeki. Inilah yang menarik. Sedekah yang kita keluarkan justru tidak akan mengurangi harta kita, namun melapangkan rezeki yang kita miliki.
Dalam QS Saba' ayat 39 Allah SWT berjanji, kendati kita banyak berderma, itu tidak akan mengurangi harta kita. Allah SWT akan mengganti dan malah menambahnya. Allah SWT berfirman, “Katakanlah, sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya).” Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.”
Tapi, di sisi lain, Allah SWT juga mengingatkan kita untuk mendermakan barang-barang yang paling kita cintai. Allah SWT berfirman, “Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Qs. Ali Imran: 92).

Segala amalan yang kita perbuat, baik atau buruk, semuanya akan terpulang kepada kita. Demikian juga menyangkut harta dan sedekah yang kerapkali membuat kita lalai dan alpa. Semua yang kita miliki datangnya dari Allah yang Maha Pemberi Rizki dan Mahakaya. Harta-harta ini dititipkan kepada kita tiada lain supaya kita bisa beramal dan bersedekah dengan penuh keikhlasan semata-mata karena Allah. Untuk semua itu Allah menjanjikan balasan pahala, baik ketika kita masih hidup  di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak..... - Kholidil Amin

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.