Hukum Merokok


Bahaya merokok sudah sering kitadengar. Bahkan di setiap bungkus rokok tertera peringatan mengenaipenyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan oleh kebiasaan merokok. Tetapianehnya, sering kita melihat ustadz-ustadz yang tidak mengindahkan bahaya itudan dengan bebas merokok di hadapan umum. Di kalangan santri pun,fenomenamerokok merupakan hal yang lumrah. Hal inilah yang sering dijadikan hujjah olehorang-orang awam untuk merokok tanpa ragu. Sebenarnya bagaimanakah hukum rokokdilihat dari segi pandang syariat ?

Kami menjawab
Di kalangan ulama, hukum rokok telah menjadihal yang kontroversial, sebab rokok memang merupakan hal baru yang tidakditemukan di zaman Rasul saw, sehingga tidak ada nash shorih baikdari Al-Quran mau pun hadits mengenai hukumnya. Secara ringkas, khilaf ulamamengenai rokok adalah sebagai berikut(1) :
1.  Boleh/mubah: Tidak ada dalil yang dengan jelasmengharamkannya dan mereka menganggap rokok tidak berbahaya bagi kesehatanserta bukan termasuk muskir (perkara yang memabukkan) atau mukhoddir (merusakpikiran).
2. Makruh: Tidak ada dalil yang dengan jelasmengharamkannya. Tetapi karena rokok menimbulkan bau yang tidak sedap baik dariasapnya mau pun dari mulut mereka yang mengkonsumsinya, maka merekamenyamakannya dengan hukum mengkonsumsi bawang merah atau bawang putih mentah.
3. Wajib: Bagi merekayang Jika tidak merokokdapat membahayakan jiwanya.
4. SunnahJika dokter ahli yang dapat dipercaya merekomendasikannyasebagai obat bagi penyakit seseorang.
5.  Haram: Dengan pertimbangan-pertimbangan sebagaiberikut :

a. Para dokter telah sepakat bahwa rokok dapatmembahayakan kesehatan. Mereka yang mengkonsumsinya beresiko terjangkitpenyakit kanker, jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Ajaran Islam telah memerintahkan pemeluknya untuk  meninggalkan segala yang membahayakan,sebagaimana firman Allah SWT :
“Danjanganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuatbaiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”(al-baqarah :195)

Danjuga hadits Rasulullah saw:
لَا ضَرَرَوَلَا ضِرَارَ 

“Janganlah berbuat sesuatu yang membahayakan, dan janganmembalas dengan berbuat sesuatu yang membahayakan.” (HR Ibnu Majah, 2340)

b.Mengkonsumsi rokok juga bisa digolongkansebagai tindakan isrof atau tabdzir(pemborosan) harta(2),karena tergolong membelanjakan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaat danbahkan berbahaya bagi kesehatan. Pemborosan termasuk hal yang diharamkan,sebagaimana firman Allah :

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akanhaknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamumenghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.  Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalahsaudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”(al-Isra’ : 26-27)

c. Merokok dapat merubah mental dan watakpecandunya.
Uraian:
Pendapat pertama menyatakan bahwa merokok adalah mubah karenadianggap tidak membahayakan kesehatan. Para ahli medis telah menyanggah hal inidan bersepakat  bahwa rokok sangatberbahaya bagi kesehatan, baik dalam jangka pendek mau pun jangka panjang.Mengkonsumsi sesuatu yang membahayakan menurut kesepakatan ulama adalah haram.

Pendapat kedua menyatakan bahwa merokok adalah makruhkarena tidak ada dalil tegas yang mengharamkannya. Ini pun tersanggah denganalasan di atas, karena semua yang membahayakan, hukumnya berubah menjadi haram.Bahkan wudhu yang wajib pun bisa menjadi haram jika orang yang berwudhumengidap penyakit yang berbahaya jika terkena air. 

Pendapat ketiga menyatakan bahwa merokok adalah wajibapabila dapat membahayakan jiwa jika tidak dilakukan. Ini bukanlah hukum asal(hukum yang berlaku dalam keadaan normal) akan tetapi hukum aridhi yangbaru bisa berlaku ketika keadaan tersebut benar-benar terjadi, dan bukan dalamkeadaan normal. Oleh karena itu, kebolehan merokok tidak bisa digunakan sebagaidalil. Bahkan hukum memakan bangkai yang asalnya haram bisa berubah menjadiwajib bagi mereka yang kelaparan dan tidak menemukan makanan lain untukmempertahankan hidupnya.

Pendapat keempat menyatakan kesunahan rokok jika dokter merekomendasikannya sebagai obat. Inipun hukum aridhi yang tidak bisa dijadikan landasan dalam keadaannormal. Lagi pula pada kenyataannya para ahli medis telah sepakat mengenaibahaya merokok.
Pendapat terakhir menyatakan keharaman rokok. Pendapat inimenurut kami adalah yang paling tepat ditinjau dari segi dalil dan sikap  lebih berhati-hati (ihtiyath).Pendapat ini juga sesuai dengan ruh Islam yang menjadikan kesehatansebagai nikmat teramat mahal yang perlu dijaga, melarang pemborosan (isrof)dan selalu menganjurkan untuk menyalurkan harta kepada hal-hal yang bermanfaat.Allah swt berfirman:

“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan.Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepadaibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orangyang sedang dalam perjalanan." “Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, makasesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (al-baqarah: 215).

Oleh karena itu, alangkah indah dan eloknyajika setiap muslim sadar untuk meninggalkan kebiasaan merokok. Terlebih bagikalangan ustadz, ulama dan tokoh agama yang menjadi panutan masyarakat awam.Merokok termasuk perbuatan yang tidak berguna. Bahkan dapat merugikanpelakunya, agama, dan harta. Rasulullah saw bersabda :
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ ، رواهالترمذي واحمد
“Termasuk kesempurnaan Islam seseorang meninggalkansegala yang tidak manfaat (dalam agama) baginya. “ (H.R. Tirmidzi dan Ahmad)

Namun sangatlah ironis bahwa ketikaorang-orang di luar Islam mulai menyadari bahaya rokok dan berusaha untukmeninggalkannya, justru sebagian ulama muslim, orang-orang yang menjadi uswah /tauladan bagi umat membelanya mati-matian. Ini adalah  contoh negatif yang mencoreng wajah Islam.Karena pembelaan ini, banyak orang awam yang dengan bebas merokok tanpa merasa bersalah dengan menjadikan perbuatanmereka sebagai hujjah. Bahkan banyak anak-anak yang belum baligh yangterjerumus dan dengan bebas mengisap rokok. Siapakah yang akanbertanggung-jawab di hadapan Allah nanti di Hari Kiamat ?
Al Habib Abdullah bin Umar as-Syathiri raberkata :
تَسْتَحْسِنُالتُّنْــبَاكَ فِي فِيْكَ # وَتَسْتَحْيِي بِأَنْ تَسْتَعْمِلَ الْمِسْوَاكَا
“Kamu menilai bagus rokok di mulutmu, namunkamu malu menggunakan siwak.”
وَالشَّرْعُثُمَّ الطِّبُّ قَدْ نَهَاكَ عَنْ # ذَاكَ الْأَذَى وَبِفِعْلِ ذَا اَمَــرَاكَا
“Padahal syariat dan medis benar-benar telah melarangmu dari penyakit (rokok) itu, dan denganmenggunakan siwak keduanya (syariat dan medis) menganjurkanmu.”
لَوْكُنْتَ تَعْكِسُ فِي الْقَضِيَّةِ كَانَ اَوْ # لَى مِنْكَ لَكِنَّ اللَّعِيْنَاَغْـوَاكَا
“Jika kamu membalik kejadian di atas, makalebih baik bagimu, namun yang terkutuk (setan) telah menyesatkanmu.”
فَلَكَمْاَضَعْـتَ بِهِ نَفِيْسَ اْلمـَالِ لَوْ # اَنْفَقْتَهُ يَا صَاحِ فِياُخْـَـراكَا
“Berapa banyak engkau hamburkan harta yangbernilai, seandainya saja engkau sedekahkan wahai sahabatku untuk kebahagiaanakhiratmu.”

Referensi
 (1) بغية المسترشدين
(مسألة: ك): قال: لم يرد في التنباك حديث عنه ولا أثر عن أحد من السلف،وكل ما يروى فيه من ذلك لا أصل له، بل مكذوب لحدوثه بعد الألف، واختلف العلماء فيهحلاً وحرمة، وألفت فيه التآليف، وأطال كل في الاستدلال لمدعاه، والخلاف فيه واقعبين متأخري الأئمة الأربعة، والذي يظهر أنه إن عرض له ما يحرمه بالنسبة لمنيضره في عقله أو بدنه فحرام، كما يحرم العسل على المحرور والطين لمن يضره، وقديعرض له ما يبيحه بل يصيره مسنوناً، كما إذا استعمل للتداوي بقول ثقة أو تجربةنفسه بأنه دواء للعلة التي شرب لها، كالتداوي بالنجاسة غير صرف الخمر، وحيث خلا عنتلك العوارض فهو مكروه، إذ الخلاف القوي في الحرمة يفيد الكراهة.
 الموسوعة الطبية الفقهية ص183- 184
أحكام تدخين التبغ :
مشروعية التدخين : لقد ذهب الفقهاء في حكم تدخين التبغ مذاهب شتىلأنه لا نص فيه, وذلك على النحو الأتي : تحريم التدخين : ذهببعضهم إلى تحريمه لأنه يسكر في ابتداء تعاطيه إسكارا سريعا, ثم لايزال في كل مرةينقص شيئا فشيئا حتى يطول الأمد جدا فيصير لايحس به, لكنه يجد نشوة وطربا أحسنعنده من السكر, وأنه يترتب على شربه الإضرار بالبدن, وأن الأطباء أجمعوا على ضررهوثبت عندهم أنه يسبب الكثير من الأمراض مثل سرطانات الرئة والحنجرة واللسان والشفتينوالمثانة, كما يسبب الضعف الجنسي, وفيه إضاعة للمال وتبذير منهي عنه .. وقد نصالمالكية على تحريمه وكذلك فعل المؤتمر العالمي الإسلامي لمكافحة المسكراتوالمخدرات, الذي عقد في الجامعة الإسلامية بالمدينة المنورة في 30/ 5/ 1402 هـ حيث أصدر فتوىبحرمة استعمال التبغ للأضرار التي ذكرناها. إباحة التدخين : وذهببعضهم إلى إباحته لأنه لم يثبت إسكاره ولاتخديره, مع أن الذي يشربه في البدايةيصيبه شيئ من الغشي لكنه لايوجب التحريم, لأن الأصل في الأشياء الإباحة حتى يرد نصبالتحريم فيكون التبغ مباحا جريا على قواعد الشرع وعمومياته. كراهة التدخين : وذهبأكثرهم إلى كراهته لعدم ثبوت أدلة التحريم, وكرهوه لكراهة رائحته قياسا على البصلالنيئ والثوم ونحوه.أما من الوجهة الطبية فإننا نميل إلى كراهتهكراهة تحريم لما ثبت من أضراره الشديدة على صحة الفرد والمجتمع, وجريا علىقاعدة : لا ضرر ولاضرار, ولأنه لم يثبت أن له أية فوائد صحية, وأما ما يدعيهالمدخنون من فوائد نفسية للتدخين وأنه يريح الأعصاب ويبهج النفس وغير ذلك منالدعاوى الباطلة فلا تعدو أن تكون أوهاما وتزيينا من الشيطان الذي لايكف عن الكيدلبني أدم ليرديهم ويوقعهم في الإثم والضرر!.
حاشية البجيرمي على الخطيب - (ج 6 / ص 440)
قَوْلُهُ : ( وُصُولُ دُهْنٍ ) وَمِنْهُ دُخَانٌ لَا عَيْنَ فِيهِكَالْبَخُورِ ، بِخِلَافِ مَا فِيهِ عَيْنٌ كَالدُّخَانِ الْمَشْهُورِ الْآنَ ق ل. وَعِبَارَةُ عَبْدِ الْبَرِّ : وَمِنْهُ يُؤْخَذُ أَنَّ وُصُولَ الدُّخَانِالَّذِي فِيهِ رَائِحَةُ الْبَخُورِ أَوْ غَيْرِهِ إلَى جَوْفِهِ لَا يَضُرُّوَإِنْ تَعَمَّدَ فَتْحَ فِيهِ لِذَلِكَ ؛ لِأَنَّهُ لَيْسَ عَيْنًا ، أَيْ فِيالْعُرْفِ ، وَأَمَّا الدُّخَانُ الْحَادِثُ الْآنَ الْمُسَمَّى بِالنَّتِنِلَعَنَ اللَّهُ مِنْ أَحْدَثَهُ فَإِنَّهُ مِنْ الْبِدَعِ الْقَبِيحَةِ ، فَقَدْأَفْتَى شَيْخُنَا الزِّيَادِيُّ أَوَّلًا بِأَنَّهُ لَا يُفْطِرُ لِأَنَّهُ إذْذَاكَ لَمْ يَكُنْ يَعْرِفُ حَقِيقَتَهُ ، فَلَمَّا رَأَى أَثَرَهُ بِالْبُوصَةِالَّتِي يَشْرَبُ بِهَا رَجَعَ وَأَفْتَى بِأَنَّهُ يُفْطِرُ .حاشيةالبجيرمي على الخطيب - (ج 13 / ص 200)
( وَيَحْرُمُ مَا يَضُرُّ الْبَدَنَ أَوْ الْعَقْلَ ) وَمِنْهُيُعْلَمُ حُرْمَةُ الدُّخَانِ الْمَشْهُورِ لِمَا نُقِلَ عَنْ الثِّقَاتِ أَنَّهُيُورِثُ الْعَمَى وَالتَّرَهُّلَ وَالتَّنَافِيسَ وَاتِّسَاعَ الْمَجَارِي . اهـ . ق ل وَقَوْلُهُ : مَا يَضُرُّ الْبَدَنُ قَالَ الْأَذْرَعِيُّ : الْمُرَادُالضَّرَرُ الْبَيِّنُ الَّذِي لَا يُحْتَمَلُ عَادَةً لَا مُطْلَقُ الضَّرَرِشَوْبَرِيٌّ .تحفة الأحوذي - (ج 4 / ص 416)
تَنْبِيهٌ : اِعْلَمْ أَنَّ بَعْضَ أَهْلِ الْعِلْمِ قَدْاِسْتَدَلَّ عَلَى إِبَاحَةِ أَكْلِ التُّنْبَاكِ وَشُرْبِ دُخَانِهِبِقَوْلِهِ تَعَالَى { وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا }وَبِالْأَحَادِيثِ الَّتِي تَدُلُّ عَلَى أَنَّ الْأَصْلَ فِي الْأَشْيَاءِالْإِبَاحَةُ . قَالَ الْقَاضِي الشَّوْكَانِيُّ فِي إِرْشَادِ السَّائِلِ إِلَىأَدِلَّةِ الْمَسَائِلِ بَعْدَمَا أَثْبَتَ أَنَّ كُلَّ مَا فِي الْأَرْضِ حَلَالٌإِلَّا بِدَلِيلٍ مَا لَفْظُهُ : إِذَا تَقَرَّرَ هَذَا عَلِمْت أَنَّ هَذِهِالشَّجَرَةَ الَّتِي سَمَّاهَا بَعْضُ النَّاسِ التُّنْبَاكَ وَبَعْضُهُمْ التوتونلَمْ يَأْتِ فِيهَا دَلِيلٌ يَدُلُّ عَلَى تَحْرِيمِهَا وَلَيْسَتْ مِنْ جِنْسِالْمُسْكِرَاتِ وَلَا مِنْ السُّمُومِ وَلَا مِنْ جِنْسِ مَا يَضُرُّ آجِلًا أَوْعَاجِلًا ، فَمَنْ زَعَمَ أَنَّهَا حَرَامٌ فَعَلَيْهِ الدَّلِيلُ وَلَا يُفِيدُمُجَرَّدُ الْقَالِ وَالْقِيلِ اِنْتَهَى . قُلْتُ : لَا شَكَّ فِي أَنَّ الْأَصْلَ فِي الْأَشْيَاءِالْإِبَاحَةُ لَكِنْ بِشَرْطِ عَدَمِ الْإِضْرَارِ ، وَأَمَّا مَا إِذَا كَانَتْمُضِرَّةً فِي الْآجِلِ أَوْ الْعَاجِلِ فَكَلَّا ثُمَّ كَلَّا . وَقَدْ أَشَارَإِلَى ذَلِكَ الشَّوْكَانِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ بِقَوْلِهِ : وَلَا مِنْ جِنْسِمَا يَضُرُّ آجِلًا أَوْ عَاجِلًا ، وَأَكْلُ التُّنْبَاكَ وَشُرْبُ دُخَانِهِبِلَا مِرْيَةٍ وَإِضْرَارُهُ عَاجِلًا ظَاهِرٌ غَيْرُ خَفِيٍّ ، وَإِنْ كَانَلِأَحَدٍ فِيهِ شَكٌّ فَلْيَأْكُلْ مِنْهُ وَزْنَ رُبْعِ دِرْهَمٍ أَوْ سُدُسِهِثُمَّ لِيَنْظُرْ كَيْفَ يَدُورُ رَأْسُهُ وَتَخْتَلُّ حَوَاسُّهُ وَتَتَقَلَّبُنَفْسُهُ حَيْثُ لَا يَقْدِرُ أَنْ يَفْعَلَ شَيْئًا مِنْ أُمُورِ الدُّنْيَا أَوْالدِّينِ ، بَلْ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يَقُومَ أَوْ يَمْشِيَ ، وَمَا هَذَاشَأْنُهُ فَهُوَ مُضِرٌّ بِلَا شَكٍّ . فَقَوْلُ الشَّوْكَانِيِّ : وَلَا مِنْجِنْسِ مَا يَضُرُّ آجِلًا أَمْ عَاجِلًا لَيْسَ بِصَحِيحٍ . وَإِذَا عَرَفْتهَذَا ظَهَرَ لَك أَنَّ إِضْرَارَهُ عَاجِلًا هُوَ الدَّلِيلُ عَلَى عَدَمِ إِبَاحَةِأَكْلِهِ وَشُرْبِ دُخَانِهِ . هَذَا مَا عِنْدِي وَاَللَّهُ تَعَالَىأَعْلَمُ .
بغية المسترشدين
(مسألة) : التنباك معروف من أقبح الحلال إذ فيه إذهاب الحالوالمال، ولا يختار استعماله أكلاً أو سعوطاً أو شرباً لدخانه ذو مروءة من الرجال، وقدأفتى بتحريمه أئمة من أهل الكمال كالقطب سيدنا عبد الله الحداد والعلامة أحمدالهدوان، كما ذكره القطب أحمد بن عمر بن سميط عنهما وغيرهم من أمثالهم، بل أطال فيالزجر عنه الحبيب الإمام الحسين ابن الشيخ أبي بكر بن سالم وقال: أخشى على من لميتب عنه قبل موته أن يموت على سوء الخاتمة والعياذ بالله تعالى. وقد أشبع الفصلفيه بالنقل العلامة عبد الله باسودان في فيض الأسرار وشرح الخطبة وذكر من ألف فيتحريمه كالقليوبي وابن علان وأورد فيه حديثاً، وقال الحساوي في تثبيت الفؤاد منكلام القطب الحداد أقول: ورأيت معزواً لتفسير المقنع الكبير قال النبي : «يا أباهريرة يأتي أقوام في آخر الزمان يداومون هذا الدخان وهم يقولون نحن من أمة محمدوليسوا من أمتي ولا أقول لهم أمة لكنهم من السوام» قال أبو هريرة: وسألته : كيفنبت؟ قال: «إنه نبت من بول إبليس، فهل يستوي الإيمان في قلب من يشرب بول الشيطان؟ولعن من غرسها ونقلها وباعها» . قال عليه الصلاة والسلام: «يدخلهم الله الناروإنها شجرة خبيثة» اهـ ملخصاً اهـ. ورأيت بخط العلامة أحمد بن حسن الحداد علىتثبيت الفؤاد: سمعت بعض المحبين قال: إن والدي يشرب النتن خفية وكان متعلقاً ببعضأكابر آل أبي علوي، فلما مات رأيته فسألته: ما فعل الله بك؟ قال: شفع فيَّ فلانالمتقدم إلا في التنباك فهو يؤذيني وأراني في قبره ثقباً يجيء منه الدخان يؤذيهوقال له: إن شفاعة الأولياء ممنوعة في شرب التنباك. وقال لي بعضهم: رأيت والديوكان صالحاً لكنه كان ينشق التنباك، فرأيته بعد موته قال: إن الناشق للتنباك عليهنصف إثم الشارب فالحذر منه اهـ. وقال الولي المكاشف للشريف عبد العزيز الدباغ:أجمع أهل الديوان من الأولياء على حرمة هذا النتن الخ.  فائدة :قال السيوطي في الأشباه والنظائر: قال بعضهم مراتب الأكل خمس: ضرورة، وحاجة،ومنفعة، وزينة، وفضول. فالضرورة بلوغه إلى حدّ إذا لم يتناول الممنوع هلك أو قاربوهذا يبيح تناول الحرام. والحاجة كالجائع الذي لو لم يجد ما يأكله لم يهلك غير أنهيكون في جهد ومشقة وهذا لا يبيح الحرام. والزينة والمنفعة كالمشتهي الحلوى والسكروالثوب المنسوج بالحرير والكتان. والفضول كالتوسع بأكل الحرام والشبهات.
البيجوري / 1 / 343
(قوله : ولا بيع ما لا منفعة فيه) قيل منه الدخان المعروف لأنه لامنفعة فيه بل يحرم استعماله لأن فيه ضررا كبيرا وهذا ضعيف وكذا القول بأنه مباح،والمعتمد انه مكروه بل قد تعتريه الوجوب كما اذا يعلم الضرر بتركه وحينئذ فبيعه صحيح، وقد تعتريه الحرمة كما اذا كان يشتريه بمايحتاجه لنفقة عياله او تيقن ضرره اهـ
قرة العين بفتاوى اسماعيل زين / 225
سؤال : ما حكمشرب الدخان في المسجد بغير تلويث له كأن كان هناك طفايات معدة لذلك ؟
الجوابوالله الموفق للصواب : ان شربالدخان من حيث هو مكروه عند الشافعية وبعض العلماء وعند بعضهم حراملكونه من الأشياء ذوات الروائح الخبيثة بالإضافة الى ما فيه من تلويث الفم والصدروصرف بعض الأموال. اما اذا كان في المسجد كما ذكر في السؤال او في غيره منمجالس العلم فهو حرام لما فيه من من انتهاك حرمة المكان لأن الله تعالى يقول" فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ" اي اوجب الله وامر ان تعظم وتحترم، وشرب الدخان فيها ينافي الإحتراموالتعظيم ويخشى على فاعلخ سوء الخاتمة لهذا اذا لم يكن هناك قصد للإنتهاك والا فانقصد شارب الدخان في المسجد المعاندة والإنتهاك فلا شك انه يرتد والعياذ باللهوالمساجد من شعائر الله التي يجب تعظيمها.
(2)مغني المحتاج إلى معرفةألفاظ المنهاج  - (ج 8 / ص 39)
( و الْأَصَحُّ أَنَّ صَرْفَهُ ) أَيْ الْمَالَ وَإِنْ كَثُرَ (فِي الصَّدَقَةِ ، وَ ) بَاقِي ( وُجُوهِ الْخَيْرِ ) كَالْعِتْقِ (وَالْمَطَاعِمِ وَالْمَلَابِسِ الَّتِي لَا تَلِيقُ بِحَالِهِ لَيْسَ بِتَبْذِيرٍ) أَمَّا فِي الْأُولَى فَلِأَنَّ لَهُ فِي الصَّرْفِ فِي الْخَيْرِ غَرَضًاوَهُوَ الثَّوَابُ ، فَإِنَّهُ لَا سَرَفَ فِي الْخَيْرِ كَمَا لَا خَيْرَ فِيالسَّرَفِ ، وَحَقِيقَةُ السَّرَفِ : مَا لَا يُكْسِبُ حَمْدًا فِي الْعَاجِلِوَلَا أَجْرًا فِي الْآجِلِ ، وَمُقَابِلُ الْأَصَحِّ فِيهَا يَكُونُمُبَذِّرًا إنْ بَلَغَ مُفَرِّطًا فِي الْإِنْفَاقِ
بغية المسترشدين
(مسألة: ب): يحرم بيع التنباك ممن يشربه أو يسقيه غيره، ويصح لأنهمال كبيع السيف، ونحو الرصاص والبارود من قاطع الطريق، والأمرد لمن عرف بالفجور،والعنب ممن يتخذه خمراً ولو ظناً، فينبغي لكل متدين أن يجتنب الاتجار في ذلك،ويكره ثمنه كراهة شديدة. أما بيع آلة الحرب من الحربي فباطل، ويجوز خلط الطعامالرديء بالطعام الجيد إن كان ظاهراً يعلمه المشتري، وليس ذلك من الغشّ المحرم، وإنكان الأولى اجتنابه، إذ ضابط الغشّ أن يعلم ذو السلعة فيها شيئاً لو اطلع عليهمريدها لم يأخذها بذلك المقابل فيجب إعلامه حينئذ.
(3)مع الناس / 2/ 39 للشيخمحمد سعيد رمضان البوطي
ما حكم بيع الدخان ؟ حكم التبغ من حيث تعاطيه والتعامل المالي بهيتبع قرار الأطباء في اثره على جسم الإنسان ومن المعلوم ان اطباء العالم متفقونعلى انه يسبب اضرارا متنوعة في جسم الشخص الذي يتعاطاه اذن فالشرع يقرر وجوب تجنبهوحرمة استعماله، وكل ما حرم بيعه وشراؤه والقاعدة الشرعية في ذلك وهي حديثرسول الله saw " لا ضرر ولا ضرار".

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.